Malam itu, setelah sholat Isya, kami memulai perjalanan yang penuh makna. Rencana awal kami adalah mengunjungi orangtua Aslam yang sedang sakit. Aslam, santri kesayangan kami yang telah bersama kami sejak angkatan pertama, saat ini sedang menghadapi masa sulit karena orangtuanya sedang dirawat di rumah sakit dan baru saja pulang ke rumah dalam kondisi yang masih sakit.
Awalnya, kami berencana untuk pergi menggunakan motor. Namun, cuaca mendung dan hujan yang mulai turun dengan derasnya membuat rencana kami harus berubah. Melihat kondisi yang tidak bersahabat itu, saya meminta Khaleed, salah satu santri yang paling mahir mengemudi, untuk mengambil alih kemudi mobil. Khaleed dengan cepat menyetujui permintaan saya, dan kami pun beralih ke mobil sebagai kendaraan utama.
Dalam mobil, saya ditemani oleh Khaleed dan beberapa teman santri lainnya: Rizqi, Rezki, Rizqy, dan Ilman. Suasana dalam mobil penuh kehangatan dan kebersamaan, meskipun di luar hujan deras. Kami saling berbincang, bercanda, dan berusaha membuat suasana menjadi lebih ceria. Meskipun perjalanan menuju Jakarta Selatan memerlukan waktu yang cukup lama, kami tetap bersemangat karena tahu betapa pentingnya kunjungan ini bagi Aslam dan keluarganya.
Sesampainya di rumah Aslam, kami disambut dengan hangat oleh keluarga yang terlihat lelah namun penuh rasa syukur. Aslam, meskipun tidak dapat ikut bergabung dengan kami karena kondisinya, sangat senang melihat kami hadir. Kami menghabiskan malam di rumah Aslam, berbincang dengan keluarga dan memberikan dukungan moral yang sangat mereka butuhkan saat itu.
Selama berada di rumah Aslam, kami tidak hanya menyampaikan doa dan semangat, tetapi juga membantu semampu kami, baik dengan berbincang-bincang untuk meringankan beban mental keluarga maupun dengan membawa beberapa bingkisan makanan sebagai tanda terima kasih dan penghargaan dari kami. Keluarga Aslam juga memberikan bingkisan makanan sebagai balasan yang kami bawa pulang ke pondok pesantren.
Ketika subuh menjelang, kami bersiap-siap untuk kembali. Kami melaksanakan sholat subuh di masjid dekat rumah Aslam. Setelah itu, kami kembali ke pondok pesantren dengan membawa bingkisan makanan yang diberikan keluarga Aslam sebagai tanda terima kasih mereka.
Perjalanan pulang kembali ke pondok terasa lebih ringan. Dalam mobil, kami mengobrol tentang betapa berarti kunjungan tersebut dan bagaimana kami dapat saling mendukung di tengah tantangan hidup. Kami tiba kembali di pondok pesantren dengan hati yang penuh rasa syukur dan kepuasan karena telah melakukan sesuatu yang berarti bagi teman dan keluarganya.
Kunjungan ini mengajarkan kami tentang arti dari kebersamaan dan dukungan. Di saat-saat sulit, kami belajar bahwa hadir untuk orang lain dan memberikan dukungan moral adalah hal yang sangat berharga. Dan meskipun perjalanan kami penuh dengan perubahan rencana dan tantangan cuaca, kami pulang dengan kenangan indah dan rasa bangga karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat.
No comments:
Post a Comment