Showing posts with label Indahnya Islam. Show all posts
Showing posts with label Indahnya Islam. Show all posts

Tuesday, 18 May 2021


ORENZ Islamic Boarding School merupakan salah satu pesantren di Indonesia yang memiliki program hafalan al-quran di dalamnya. Sedangkan untuk target minimal hafalan di pondok ini cukup tiga juz. Sebab, selain menghafal al-quran, santri juga dididik untuk menjadi pejuang ekonomi umat.


Mengenal ORENZ Islamic Boarding School


ORENZ Islamic Boarding School berlokasi di Jalan Hegarsari Nomor 165 Desa Cibeber Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.


Santri angkatan pertama berjumlah 65 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya adalah Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Riau, Medan, Jambi, Lampung, Tuban, Tegal, Subang, Purwakarta, Cianjur, dan tentu saja Jabodetabek.


ORENZ Islamic Boarding School merupakan metamorfosa dari program informal yang telah ada sebelumnya bernama Rumah Muda Indonesia. Kemudian pada tahun 2020, ORENZ IBS resmi didirikan.


Pada tahun 2017, Yayasan Orenz Indonesia mendirikan sebuah program bernama Rumah Muda Indonesia yang pada saat itu berjumlah 10 santri.


Selanjutnya, alumni dari Rumah Muda Indonesia turut menjadi pengurus di ORENZ Islamic Boarding School.


Tenaga Pengajar di ORENZ Islamic Boarding School


Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan para santri, ORENZ IBS melibatkan pengajar yang berkompeten di bidangnya.


Untuk pengajar di pondok, ORENZ IBS menggandeng asatidz yang telah memiliki pengalaman dan pemahaman yang mumpuni terkait dengan kepesantrenan. 


Sedangkan untuk pengajar sekolah, ORENZ IBS untuk saat ini masih bergabung dengan pengajar dari SMK Karya Uncita Bogor yang juga telah berkompeten di bidangnya masing-masing.


Untuk bidang bisnis? Jangan ditanya! Sebagai program unggulan, sudah tentu ORENZ IBS menggandeng pebisnis-pebisnis yang telah berpengalaman dan juga memiliki karakter pengusaha.


Metode Menghafal di ORENZ Islamic Boarding School


Menghafal al-quran merupakan aktivitas rutin setiap hari bagi para santri ORENZ IBS. Setiap santri memiliki cara menghafalnya tersendiri. Namun pondok telah memberikan keluangan waktu menghafal diantara padatnya jadwal pembelajaran di pondok dan sekolah.


Santri ORENZ bangun setiap pukul 03.00 WIB untuk melaksanakan sholat tahajud berjamaah. Kemudian sambil menunggu waktu shubuh, santri diberikan waktu untuk menghafal, karena dilarang bagi santri untuk tidur kembali.


Setengah jam sebelum dhuhur dan setengah jam setelahnya juga merupakan waktu menghafal bagi para santri. Tak hanya waktu dhuhur, setiap waktu sholat wajib pun demikian.


Kemudian selesai waktu isya sampai pukul 21.00 WIB, santri diberikan kesempatan untuk menyetor hafalannya.


Nah, bagi santri yang sudah dinyatakan lulus pada juz tertentu, maka waktu untuk simakan adalah dengan menjadi imam sholat tahajud. Santri ORENZ IBS terbiasa sholat tahajud dengan membaca satu juz al-quran dan di-imami oleh santri yang lain. Kemudian apabila ada kesalahan dalam bacaan, maka santri lain yang membenarkan.


Selain waktu menghafal, setiap selesai sholat isya, santri juga diberikan materi tahsin. Sehingga bukan hanya kuantitas, namun juga kualitas yang benar-benar dipelajari oleh santri.


Sebagai pesantren yang menyediakan program hafalan, ORENZ IBS menyiapkan fasilitas yang nyaman bagi para santri untuk menghafal, diantaranya adalah lingkungan yang asri, dan jauh dari keramaian kota. Pihak pesantren juga telah menyiapkan al-quran khusus hafalan bagi para santri.


Semoga para santri dapat mewujudkan impiannya untuk menjadi hafidz al-quran. Aamiin.

Friday, 19 February 2021



Kabar gembira untuk seluruh warga Nahdlatul 'Ulama. Kini telah hadir aplikasi KARTANU yang memudahkan warga Nahdliyin dalam berkhidmat kepada NU. Aplikasi Kartanu tentu saja memberi dampak positif kepada seluruh lapisan masyarakat NU, baik itu pengurus maupun anggota biasa. Kartanu memiliki peran yang sangat penting, mulai dari hal administrasi, finansial, hingga kegiatan sehari-hari warga NU.

“Selama ini, warga NU kalau ingin membuat Kartanu harus datang ke kantor wilayah, cabang, dan ranting. Kondisi pandemi seperti ini, pasti ada banyak kesulitan. Kemudian sekarang era media sosial atau digital. Tentu sudah sangat berubah." Begitulah kurang lebih ungkap dari Sekrataris Jenderal PBNU, H. Ahmad Helmy Faishal Zaini.

Setiap warga NU yang telah memiliki Kartanu, akan mendapatkan nomor yang terdaftar melalui sistem keanggotaan secara nasional dan internasional.

Dari penjelasan di atas, tentu saja dapat kita simpulkan bahwa Kartanu memiliki fungsi sebagai kartu identitas warga NU. Namun, tahukah kalian bahwa Kartanu juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran? Lalu, selain itu, apa saja fungsi dari Kartanu?


Sebagai Identitas Warga NU
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa setiap warga NU yang telah memiliki Kartanu, akan mendapatkan nomor yang terdaftar melalui sistem keanggotaan secara nasional dan internasional.
Dengan adanya Kartanu, kita tidak perlu lagi repot mengantri di kantor pengurus cabang NU setempat untuk mengurus keanggotaan.
Nah, selain sebagai identitas warga NU, Kartanu ternyata juga memiliki fungsi lain loh. Supaya kita bisa tahu fungsi yang lain, yuk ... kita intip menu apa saja yang ada di KARTANU.


Saat pertama membuka aplikasi KARTANU, yang pertama kali muncul adalah sketsa wajah salah satu pendiri NU, K.H. Hasyim Asy'ari dan ketua umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A.
Masuk ke bagian dashboard, ada beberapa pilihan menu sesuai dengan fungsinya. Di bagian menu utama, ada isi saldo, toko, ziswaf, dan donasi.
Selain sebagai identitas NU, Kartanu juga bisa digunakan sebagai dompet elektronik. Kita bisa mengisi saldo di bagian 'isi saldo'.
Kartanu juga bisa menjadi tempat belanja online kita. Di sini juga ada pilihan 'TOKO' yang bisa kita pilih. Pembayarannya bisa kita pilih dari kartu kredit ataupun dipotong dari saldo kartanu.
Kita juga bisa memberikan sedekah melalui pilihan 'ZISWAF' atau 'DONASI'. Ziswaf merupakan akronim dari Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf. Sedangkan untuk DONASI, di dalamnya akan muncul kampanye-kampanye penggalangan dana. Ada dia pilihan di bagian DONASI, yakni Sosial & Keagamaan dan Kemanusiaan.


Kartanu pun bisa dipakai untuk membayar tagihan seperti listrik, PDAM, Telkom, BPJS, dan TV Kabel.

Menjadikan warga NU rajin dalam beribadah adalah salah satu tujuan dibuatnya KARTANU. Di aplikasi KARTANU terdapat menu 'AMALIYAH NAHDLATUL ULAMA' yang berisi Baca Qur'an, Jadwal Sholat, Arah Kiblat, Sholawat, dan Tahlil.
Jadwal Sholat akan otomatis menyesuaikan lokasi beradanya gawai yang terinstall KARTANU. 'Arah Kiblat' tentu saja sangat membantu apabila sedang bepergian jauh dan tidak tahu arah. Pilihan 'Sholawat' berisi artikel yang menuliskan tentang fadhilah dan bacaan dari beberapa sholawat yang tersedia. Sedangkan 'tahlil' berisi teks bacaan tahlilan yang biasanya digunakan oleh warga NU.
Pemilik aplikasi KARTANU tak perlu cemas ketinggalan informasi terkini, sebab website NU ONLINE dan video dari NU CHANNEL akan selalu update. Dari sini, kita bisa ambil kesimpulan bahwa KARTANU juga memiliki peran agar warga NU selalu mengikuti perkembangan yang ada.

KARTANU saat ini sudah bisa diunduh di APP STORE dan PLAY STORE. Yuk, segera ber-KARTANU sekarang.

Sunday, 3 January 2021

 


Abrahah merupakan nama seorang raja yang konon pada masa kelahiran Nabi Muhammad, memimpin 'pasukan gajah' untuk menghancurkan ka'bah di Mekah.

Peristiwa tersebut diceritakan dalam surat al-Fiil (jamak fiyalah, fuyul, dan afyal) yang dalam Bahasa Arab berarti gajah.

Banyak yang menceritakan bahwa pada masa sebelum itu, terjadi pembunuhan besar-besaran orang Nasrani oleh Zu Nuwas. Mendengar hal itu, raja Abisinia mengirim sebuah pasukan besar yang dipimpin oleh Aryat dan Abrahah sebagai wakil raja. Pasukan tersebut kemudian dapat menaklukkan Yaman.

Setelah kejadian tersebut, terjadi pertarungan antara Aryat dengan Abrahah yang kemudian menyebabkan Aryat terbunuh. Dengan terbunuhnya Aryat, maka kemudian Yaman berada di tangan Abrahah.


Setelah dipercaya menjadi gubernur di Yaman, Abrahah kemudian membangun sebuah katedral (gereka) besar di Shan'a yang konon terbuat dari barang-barang mewah. Pualam (marmer) yang dibawa dari peninggalan istana Ratu Saba', salib-salib terbuat dari emas dan perak, serta mimbarnya terbuat dari gading dan kayu hitam.

Tujuan dibangunnya gereja tersebut adalah untuk menarik perhatian dari raja. Selain itu, ia juga ingin mengubah pusat masyarakat Arab yang setiap tahun berziarah ke ka'bah, beralih ke gereja di Shan'a.

Karena Abrahah merasa bahwa ka'bah telah membuat masyarakat Arab tidak mau beribadah ke gereja di Shan'a, akhirnya ia memiliki niat untuk menghancurkan ka'bah.

Abrahah beserta pasukannya menaiki gajah untuk menuju ke Mekkah, dimana bagi masyarakat Mekkah, hal itu sangat asing.

Sebelum mewujudkan niatnya, Abrahah mengumumkan kepada masyrakat Mekah, khususnya suku Quraisy, untuk tidak takut kepada mereka, sebab mereka hanya berniat menghancurkan ka'bah, bukan untuk perang. Namun meski begitu, pasukan Abrahah melakukan perampasan harta dari kaum yang lemah.

Salah satu harta rampasan Abrahah adalah dua ratus ekor unta milik Abdul Muthollib bin Hasyim. Penduduk setempat tidak berani melawan, sebab pasukan Abrahah berjumlah sangat banyak.

Abdul Muthollib bin Hasyim pada saat itu merupakan pemimpin Mekah. Ketika pertama melihatnya, Abrahah langsung tunduk hormat kepada Abdul Muthollib bin Hasyim.

Abdul Muthollib bin Hasyim mendatangi markas perang Abrahah. Tujuannya tak lain adalah untuk mengambil hartanya yang dirampas, yakni dua ratus ekor unta.

Abrahah merasa tersinggung, sebab tujuannya untuk menghancurkan ka'bah tidak dibahas sama sekali oleh Abdul Muthollib. Namun setelah Abrahah membahasnya, Abdul Muthollib hanya menjawab bahwa dia pemilik unta, bukan pemilik ka'bah. Ka'bah milik Allah.

Abdul Muthollib kemudian menawarkan harta lain kepada Abrahah supaya keinginannya untuk menghancurkan ka'bah dibatalkan. Namun ternyata keinginan tersebut sudah sangat kuat. Abrahah tetap bulat tekadnya untuk menghancurkan ka'bah.

Pada saat Abrahah mengerahkan pasukannya, tiba-tiba saja mereka merasa dihujani batu yang dibawa oleh kawanan burung besar. Burung itu seperti menyebarkan virus yang sangat mematikan. Pasukan Abrahah mendapati kulitnya mulai mengeluarkan letupan-letupan. Tidak sedikit pasukan Abrahah yang tewas akibat hal itu, bahkan Abrahah sendiri pun tewas. Peristiwa ini kemudian diabadikan oleh Allah dalam surat al-Fiil juz 30.

Sebagai umat muslim, seharusnya kita bisa mengambil pelajaran dari cerita di atas. Dari cerita tersebut, kita tentu saja harus menghindari beberapa sifat dari Abrahah berikut ini:


1. Sombong
Abrahah merupakan seorang raja yang sombong. Ia merasa bahwa dirinya adalah raja yang kuat dan berkuasa. Abrahah merampas harta kaum-kaum yang lemah.

Tak hanya itu, ia juga merasa bahwa yang dimilikinya-lah yang harus dikagumi dan dihormati.

Allah SWT berfirman pada surat Luqman ayat 18 : "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."

Sifat sombong harus kita hindari. Lawan dari sifat sombong adalah rendah hati (tawadhu'). Allah sangat menyukai hamba-Nya yang memiliki sifat rendah hati.

2. Iri
Iri adalah sifat yang timbul pada seseorang ketika tidak senang melihat keunggulan yang lain.

Sifat iri Abrahah bisa kita lihat ketika dia tidak senang terhadap ka'bah yang selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim setiap tahun.

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S. an-Nisa ayat 32)

3. Dengki
Rasa iri Abrahah berbuah kepada dengki. Beda antara iri dengan dengki adalah, iri hanya rasa cemburu terhadap nikmat yang lain, sedangkan dengki adalah sikap yang berharap agar kenikmatan terhadap yang lain hilang.

Dari Anas ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling memalingkan muka, dan saling memutuskan ikatan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah bersaudara. Tidaklah halal bagi seseorang muslim untuk mengabaikan dan tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari." (Muttafaq 'alaih)


Saturday, 2 January 2021

 


Judul Buku : Mengutamakan yang Lebih Utama
Penulis : KH. Moch. Djamaluddin Ahmad
Penerbit : Pustaka Al-Muhibbin
Tebal Buku : 49 halaman
ISBN : 978-602-9253-43-6
Cetakan II : Rajab 1440 H/Maret 2019

Banyak hal baik yang bisa dikerjakan di dunia ini. Sungguh beruntung jika kita bisa mengerjakan semua hal baik tersebut. Namun jika disuruh memilih salah satu, apakah kita bisa menentukan mana yang paling baik?

Dalam beribadah, kita sering dihadapkan pada sebuah pilihan untuk diprioritaskan salah satunya. Kebenaran dalam pemilihan ini menjadi penentu atas keabsahan pada ibadah yang lain.

Mengutamakan yang Lebih Utama merupakan salah satu buku karangan KH. Moch. Djamaluddin Ahmad. Dalam buku ini, kita  diajak menelaah untuk mengambil sikap yang harus didahulukan antara dua hal yang sama-sama baiknya.

Salah satu contoh pembahasan dalam buku ini adalah perbandingan antara adab dengan ilmu. Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa adab jauh lebih utama dibandingkan ilmu. Namun apakah semua orang tahu mengapa adab harus didahulukan? Penulis akan secara rinci menjawab pertanyaan tersebut.

Selain perbandingan antara adab dengan ilmu, dua hal utama lain yang ditulis dalam buku ini adalah Amal Sholeh dan Akhlak Karimah. Kira-kira manakah yang lebih utama?

Buku ini berukuran kecil dan tidak terlalu tebal, sehingga bisa diselesaikan dengan sekali duduk saja. Tidak perlu cemas, bahasa yang ditulis juga tidak terlalu berat. Hal ini membuat kita tidak usah terlalu berpikir berat dan memakan waktu yang lama dalam menyelesaikannya.

"Tidak cukup bagi orang alim hanya memiliki ilmu saja tanpa disertai akhlak (yang mulia) dan adab tata krama". (as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani)

Sunday, 11 November 2018



Sebagai negara dengan jumlah pemeluk Islam terbanyak di dunia, Indonesia sudah tentu menjadi sorotan  bagi negara-negara muslim lainnya. Mereka berlomba dalam mempelajari sistem kehidupan yang ada di nusantara ini. Terutama nilai toleransi yang begitu dijunjung tinggi. 

Beberapa Muslim dari negara lain bahkan memilih tinggal di Indonesia karena bagi mereka, di negaranya sendiri keamanan terhadap pemeluk Islam kurang terjamin. Selain itu, mereka juga memilih untuk memperdalam ilmu agama karena dianggap Islam di Indonesia sesuai dengan harapan, yakni ramah dan penuh kedamaian.

Di zaman now banyak pesantren di Indonesia yang relatif modern telah menerima santri tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Seperti pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, pesantren ini telah menerima santri asing yang berasal dari Khazakhstan, China, Malaysia, dan Thailand.

Pondok Pesantren al-Khoirot Malang juga telah menerima santri asing atau pelajar internasional dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand (Pathani), bahkan Arab Saudi. Dalam website resminya, pesantren ini menyebutkan bahwa hal yang paling perlu diperhatikan, santri yang ingin belajar lebih dari satu bulan harus mengajukan permohonan visa pelajar atau izin tinggal sementara ke kedutaan atau konsulat Indonesia terdekat.

Dalam acara 'Seminar Hasil Penelitian Santri Asing di Pesantren' yang diadakan di Hotel Shahira Bogor beberapa saat lalu, Puslitbang Pendidikan Agama Kementerian Agama menyebutkan bahwa pada tahun 2018 ini, jumlah santri luar negeri di Indonesia meningkat. 

Dari 14 pesantren yang mereka teliti, tercatat sedikitnya ada 1.587 santri luar negeri yang belajar di pesantren Indonesia. Jumlah itu meningkat tajam jika dibandingkan dengan hasil penelitian pada tahun 2014, yakni 1.300 santri dari 116 pesantren yang diteliti.

Motivasi belajar mereka pun beragam. Mulai dari kesamaan paham keagamaan aswaja; pendalaman ilmu pesantren Indonesia yang bagus untuk perbaikan umat; dorongan semangat tabligh yang tinggi; hingga adanya komunitas NU, Muhammadiyah, LDII, dan ormas lainnya yang tersebar di negara mereka.

Tak hanya faktor dari internal pesantren, kehidupan masyarakat luar pesantren di Indonesia juga membuat santri dari luar negeri menjadi betah berlama-lama untuk belajar agama di Indonesia. Sikap santun masyarakat kita ternyata juga menjadi salah satu alasan utamnya.

Realitas banyaknya santri asing yang belajar di Pesantren Indonesia, pastinya menjadi kebanggaan sekaligus PR besar bagi pihak pemerintah dan pesantren dalam memberikan layanan terhadap mereka. 

Kehadiran santri asing di pesantren Indonesia, merupakan tanda yang sangat baik, karena ini berarti negara Indonesia dipercaya dengan baik oleh pihak luar negeri untuk dijadikan tempat menimba ilmu. 

Segala jenis perbedaan ormas islam di Indonesia bukanlah suatu masalah yang seharusnya dianggap serius oleh umat muslim. Sebab, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Yang paling penting adalah bagaimana cara kita dalam menyikapi perbedaan tersebut.

Apabila kita tepat dalam menghadapi perbedaan tersebut, umat muslim di luar negeri tentu saja akan memandang baik umat muslim di Indonesia. Sebaliknya, jika perpecahan dan permusuhan adalah jalan yang kita tempuh, bukan tidak mungkin jumlah santri luar negeri di Indonesia akan menurun. Tingkat kepercayaan mereka terhadap pendidikan islam di Indonesia bisa saja hilang.

---------
Bogor, 11 November 2018
Lutfi Yulianto.