Rihlah merupakan salah satu program menyenangkan yang ditunggu-tunggu oleh santri di Pondok Pesantren Orenz Miftahul Barokah. Setelah melewati ujian yang melelahkan, kegiatan ini menjadi penyegar semangat bagi mereka. Kali ini, kami berkesempatan untuk melakukan rihlah ke Curug Pangeran yang terletak di Pamijahan, Bogor. Pengalaman ini sangat berkesan bagi saya sebagai pendamping, bersama dengan teman-teman pengurus lainnya, Aslam, Adnan, dan Bang Jalu.
Kami berkumpul di halaman pondok dengan penuh antusias. Setelah membagi santri menjadi tiga angkot, kami pun berangkat. Masing-masing angkot berisi 13 santri yang ceria, semua berbicara dengan penuh semangat tentang rihlah ini. Perjalanan menuju Curug Pangeran berlangsung seru, penuh canda tawa. Tak jarang kami menyanyikan lagu-lagu favorit yang membuat suasana semakin meriah.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, kami akhirnya tiba di lokasi yang dituju. Begitu melihat Curug Pangeran, semua kelelahan seakan hilang seketika. Keindahan alam di sekelilingnya, dengan suara gemericik air yang jatuh dan udara segar, membuat hati kami bergetar. Semua santri langsung berlari menuju air terjun, tak sabar merasakan kesegaran airnya yang dingin.
Tak lama setelah itu, beberapa santri mulai beraksi. Sisco, Fathir, Ahlam, dan Azka, berani terjun dari tepi curug. Ketinggiannya memang tidak terlalu tinggi, tetapi adrenalin mereka memuncak saat melompat ke dalam kolam alami di bawahnya. Teriakan kegembiraan dan rasa takut bercampur aduk, namun semua tampak senang. Melihat keberanian mereka, santri lainnya pun bersemangat untuk ikut mencoba.
Setelah sesi terjun yang seru, kami mengadakan sesi masak-masak di area sekitar curug. Dengan bahan-bahan yang kami bawa, kami menyiapkan hidangan sederhana namun lezat. Suasana semakin ceria ketika aroma masakan mulai tercium, dan santri berkumpul untuk menikmati hasil karya mereka. Tawa dan cerita mengalir bebas di antara kami, menambah kehangatan momen itu.
Makan bersama di tengah alam terbuka menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Melihat para santri berbagi makanan dan cerita, saya merasakan kebahagiaan yang mendalam. Mereka seakan melupakan semua beban ujian yang baru saja dilalui. Momen ini menjadi kesempatan untuk saling mengenal lebih baik, jauh dari rutinitas belajar sehari-hari.
Setelah makan siang, kami melanjutkan eksplorasi di sekitar curug. Beberapa santri mengambil foto untuk mengabadikan kenangan ini, sementara yang lain memilih untuk duduk santai menikmati pemandangan. Keindahan alam di sekitar Curug Pangeran memang luar biasa, dan semua berusaha untuk menangkap momen tersebut dengan cara masing-masing.
Menjelang siang, kami berkumpul untuk melaksanakan sholat dhuhur bersama. Setelah beribadah, kami merasakan kedamaian yang menambah kebahagiaan hari itu. Rihlah ini bukan hanya sekadar refreshing, tetapi juga memperkuat ikatan antar santri dan pengurus. Rasanya, momen kebersamaan seperti ini sangat berharga.
Ketika waktu pulang tiba, semua santri tampak puas dan bersemangat. Mereka mengungkapkan rasa syukur dan harapan agar bisa melakukan rihlah seperti ini selanjutnya. Kami kembali naik angkot dengan membawa banyak kenangan indah dari Curug Pangeran. Dalam perjalanan pulang, tawa dan cerita pengalaman seru kami terus mengalir.
Kegiatan rihlah ke Curug Pangeran benar-benar menjadi penyegar yang sempurna. Kami pulang dengan hati yang gembira dan penuh semangat baru untuk menghadapi kegiatan belajar di pondok. Pengalaman ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga pengingat betapa pentingnya menjalin kebersamaan dan menikmati keindahan alam.
Terima kasih atas keseruannya ustad yang baik hati. Semoga dibalas kebaikannya sama Allah ...
ReplyDelete