Tanggal 21-22 Desember kemarin, para santri di Pondok Pesantren Orenz Miftahul Barokah ikut berlaga di turnamen silat KIBAR PADJADJARAN CUP 2 yang diadakan di GOR Depok. Sebagai pengurus di pesantren, aku merasa excited banget buat ikutan dukung mereka, walaupun akhirnya aku datang di hari kedua. Di hari pertama, aku udah dapet banyak kabar dari WhatsApp tentang pencapaian mereka. Ternyata, beberapa santri udah berhasil membawa pulang medali, mulai dari perunggu, perak, sampai emas.
Salah satu yang bikin aku bangga banget adalah Faathir, salah satu santri yang dapet medali emas. Tahun lalu, dia juga bawa pulang medali emas di ajang yang sama. Tapi, cerita perjalanan Faathir gak semulus itu loh. Tahun lalu, dia hampir gak bisa ikut karena tangannya infeksi bernanah akibat scabies. Bayangin aja, sempet hampir batal bertanding gara-gara kondisi tersebut, tapi dia tetep ngotot buat ikut dan akhirnya berhasil bawa emas.
Tahun ini, kisah Faathir gak jauh beda. Di semifinal, dia sempet cidera di tangannya pas lawan Fhajar, sesama santri Ponpes Orenz. Cidera itu cukup parah, sampai-sampai dia hampir disuruh mundur dari pertandingan. Tapi, Faathir dengan penuh semangat pilih untuk lanjut ke final, dan akhirnya dia berhasil meraih medali emas untuk kedua kalinya. Bangga banget liat semangat juangnya yang gak pernah padam!
Setelah pertandingan selesai, Faathir langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok buat dapetin penanganan atas cideranya. Baru tanggal 22 Desember, aku dateng ke GOR Depok buat nyaksiin sisa pertandingan yang ada. Setelah itu, aku langsung meluncur ke rumah sakit buat jenguk Faathir. Sampai di sana, Faathir keliatan happy banget, meskipun tangannya masih agak bengkak. Tapi yang jelas, medali emasnya masih terkalung dengan bangga di lehernya.
Walaupun Faathir udah dua hari dirawat, dia dan keluarganya masih harus nunggu hasil rontgen buat ngeliat kondisi tangan yang cidera itu. Di sana, aku ketemu sama ayah, bunda, kakak, dan adiknya Faathir. Keluarganya keliatan banget ngedukung dan bangga dengan apa yang udah Faathir capai. Sambil ngobrol, aku mendoakan semoga Faathir cepat sembuh dan bisa menikmati liburannya di rumah.
Akhirnya, aku pamitan buat pulang setelah ngobrol dan mendoakan Faathir. Rasanya seneng banget bisa liat semangat juang dan ketekunan Faathir yang akhirnya berbuah manis. Semoga dia segera pulih dan bisa terus berprestasi, gak cuma di silat, tapi juga di kehidupan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment