Tuesday, 29 October 2024

Ketika Mendengarkan Menjadi Sebuah Kekuatan

Menjadi pendamping santri adalah perjalanan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Saat pertama kali memasuki pondok pesantren, aku merasa antusias dan penuh semangat. Namun, seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa tugas ini lebih dari sekadar mengajar atau membimbing mereka dalam belajar. Ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari mereka, terutama tentang kehidupan dan perasaan yang sering kali tersembunyi.


Awalnya, aku fokus pada materi yang harus diajarkan. Namun, setelah beberapa minggu, aku melihat betapa pentingnya mendengarkan mereka. Banyak santri yang datang padaku dengan cerita-cerita yang tak terduga—tentang rindu keluarga, kebingungan apabila mereka tak mampu memenuhi harapan orang tua, hingga perasaan tidak percaya diri. Aku mulai memahami bahwa mereka bukan hanya muridku, tetapi juga individu yang memiliki beban emosional yang perlu dibagikan.


Aku bukan hanya menjadi guru untuk mereka. Terkadang aku harus bisa menjadikan diriku sebagai teman curhat mereka. Terkadang aku harus siap menjadi dokter ketika mereka sedang sakit. Bahkan, aku harus berusaha menjadi orangtua yang selalu memenuhi kebutuhan mereka.


Saat aku menyediakan telinga untuk mereka bercerita, aku merasakan betapa besar dampak dari perhatian yang sederhana ini. Mendengarkan ceritanya membuatku sadar bahwa seringkali, yang mereka butuhkan bukanlah nasihat, tetapi hanya seseorang yang mau mendengar dan memahami.


Dalam momen-momen itu, aku merasa terhubung dengan mereka. Aku belajar bahwa kehadiranku sebagai pendamping bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang membangun ruang aman untuk berbagi. Ada saat-saat ketika seorang santri bisa tersenyum lebar setelah bercerita, dan aku tahu betapa berartinya hal itu bagi mereka. Rasanya seperti bisa menghapus beban yang mereka bawa, meski hanya untuk sejenak.


Pengalaman ini mengajarkan aku arti empati yang sesungguhnya. Menjadi guru bukan hanya tentang menjadi sosok yang lebih tua atau lebih tahu, tetapi juga tentang berusaha memahami perasaan dan perspektif mereka. Terkadang, santri hanya ingin tahu bahwa ada seseorang yang peduli, seseorang yang siap mendengarkan tanpa menghakimi. Dan aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka.


Kini, aku semakin yakin bahwa hal sesimpel menyediakan telinga untuk santri bercerita adalah hal yang berarti besar bagi mereka. Mungkin, dalam perjalanan ini, kita tidak selalu bisa memberikan jawaban yang tepat. Namun, kehadiran dan perhatian kita bisa menjadi pelipur lara. Dan itu adalah salah satu hal terindah yang bisa kita lakukan sebagai pendamping.




Bogor, 29 Oktober 2024

@lutfiiyan28

1 comment:

  1. MasyaAllah ustad, haru banget bacanya. Terima kasih untuk pendampingannya buat para santri 🥹

    ReplyDelete